Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi – Hallo Sobat Pembelajar! Jika guru meminta kalian untuk sebutkan berbagai ciri kebahasaan dari teks laporan hasil observasi, maka kalian akan mendapatkan jawabannya pada laman ayojawab.com ini. Sebentar lagi kita akan uraikan ciri-ciri kebahasaan dari teks laporan hasil observasi.
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi menjadi bagian sub materi teks laporan hasil observasi (LHO) yang dipelajari pada kelas 10. Selama ini pertanyaan mengenai ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi sering dimunculkan oleh guru dalam soal ulangan harian ataupun soal Penilaian Tengah Semester (PTS).
Maka pada kesempatan kali ini tim ayojawab.com bermaksud untuk membahas ciri kebahasaan teks LHO yang didahului dengan pembahasan mengenai pengertian teks laporan observasi, tujuan pembuatan teks laporan hasil observas, struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi, dan ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi.
Okey, silahkan pembaca budiman simak uraian materi dari kami!
Pengertian Teks Laporan Observasi
Observasi biasanya dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu fenomena terjadi, baik itu penyebab maupun dampak yang ditimbulkannya. Setelah kegiatan observasi dilakukan, maka diperlukan untuk menuliskan hasil observasinya dalam bentuk teks laporan hasil observasi.
Laporan hasil pengamatan tersebut yang kemudian kita kenal sebagai teks laporan hasil observasi atau disingkat LHO. Adapun pengertian teks laporan hasil observasi secara umum dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
“Teks (LHO) juga merupakan teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Teks tersebut memiliki fungsi untuk memberikan informasi mengenai suatu objek ataupun situasi dan hal lain yang telah diamati, diinvestigasi, atau diteliti secara sistematis.”
Dari sini timbul pertanyaan; “Mengapa teks hasil laporan observasi harus dianalisis secara sistematis?”
Ya, jawabannya karena teks tersebut menyajikan informasi tentang suatu hal secara apa adanya, kemudian dikelompokkan setelah itu dianalisis secara sistematis sehingga dapat menjelaskan suatu hal secara terperinci dari sudut pandang keilmuan.
Sifat Teks Laporan Hasil Obseravsi
Teks LHO bersifat informatif, komunikatif, dan objektif. Berikut masing-masing penjelasannya:
Bersifat Informatif
Maksudnya teks laporan hasil observasi harus menyajikan hasil kajian yang memiliki novelty (informasi/penemuan yang baru). Sehingga adanya teks laporan hasil observasi menjadi suatu hal yang ditunggu oleh calon pembaca.
Bersifat Komunikatif
Teks laporan hasil observasi harus berisi informasi yang mudah dimengerti oleh para pembaca, baik kalangan terpelajar maupun orang awam
Bersifat Objektif
Maksudnya adalah informasi yang disajikan dalam teks laporan hasil observasi harus didapatkan dan ditulis secara objektif (sesuai fakta sebenarnya), tanpa adanya unsur subjektivitas dari orang yang melakukan observasi maupun pihak yang menyusun laporan hasil observasi tersebut.
Termasuk di dalamnya perlu dihilangkan kalimat-kalimat yang mengandung unsur sebatas opini dari tim penulis.
Tujuan Teks Laporan Hasil Observasi
Tujuan teks laporan hasil observasi adalah untuk menyampaikan informasi tentang aspek, bagian, atau kualifikasi suatu objek secara apa adanya dan berdasarkan kriteria tertentu sebagai hasil pengamatan atau hasil analisis secara sistematis.
Teks laporan hasil observasi harus dapat memerinci, mengklasifikasi, dan memberikan sebuah informasi faktual tentang objek yang diamati. Penulis harus menjamin bahwa isi dari teks laporan hasil observasi adalah fakta-fakta yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
Oleh karena sebab itu, teks laporan observasi harus dipastikan hanya berisi informasi yang diperoleh di lapangan berdasarkan apa yang dilihat, didengar, disentuh, dan dirasakan oleh para observer.
Tujuan teks laporan hasil observasi lainnya adalah meliputi tujuan-tujuan berikut:
(1) Untuk memahami dan mengatasi suatu persoalan
(2) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan suatu permasalahan, sekaligus sebagai bahan evaluasi pelaksanaan selanjutnya.
(3) Menemukan cara terbaru dari suatu teknik.
(4) Sebagai sarana untuk mengambil sebuah keputusan yang lebih efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penyusunan kebijakan dari penyajian faktanya.
(5) Sebagai bahan untuk melakukan pengawasan.
(6) Digunakan sebagai data historis tentang bagaimana mengembangkan unit terkait.
Karakteristik Teks Laporan Hasil Observasi
Karakteristik teks laporan hasil observasi ada beberapa. Hal ini lah yang membedakannya dengan dengan teks lain. Di antaranya karakteristik teks laporan hasil observasi tersebut yaitu:
(1) Berisikan sebuah fakta tentang suatu objek (tema) tunggal.
(2) Informasi yang disajikan harus urut dan berjenjang antara kelas dan subkelasnya.
(3) Informasi yang disajikan juga merupakan hasil observasi atau penelitian yang sudah terbukti kebenarannya. dan tidak ada berpihak ataupun prasangka di dalamnya.
(4) Di dalam teks LHO terdapat penutup atau kesimpulan dari penulis.
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur dan kaidah kebahasaan teks laporan hasil observasi adalah sebagai berikut:
(1) Pembuka
Pembuka atau aspek yang merupakan pernyataan umum berisi sekurang-kurangnya dua hal, yaitu:
- Definisi ilmiah
- Klasisfikasi
(a) Definisi Ilmiah atau Nama Ilmiah
Definisi ilmiah merupakan bagian kalimat yang mengungkapkan rumusan tentang makna atau ciri utama suatu konsep, benda, proses, atau aktivitas.
(b) Klasifikasi
Merupakan sebuah pernyataan yang memuat dasar klasifikasi dan jumlah anggota atau aspek dari objek yang hendak akan dilaporkan.
(2) Deskripsi Bagian
Deskripsi Bagian atau anggota/aspek berisi uraian secara detail tentang anggota/aspek dari objek yang dilaporkan. Pada deskripsi bagian harus ditulis secara urut sesuai dengan urutan dalam pernyataan klasifikasi. Bukan hanya itu, di dalam deskripsi bagian harus lengkap semua jumlah anggota klasifikasi yang telah disebut dalam bagian pembuka dan harus dijelaskan secara terperinci.
(3) Deskripsi Manfaat
Deskripsi manfaat merupakan bagian dari penutup dari teks laporan hasil observasi. Pada bagian ini penulis menutup tulisannya dengan menjelaskan kegunaan, kelebihan, dan manfaat dari objek yang diteliti. Deskripsi manfaat juga bisa kesimpulan sebagai bagian akhir teks LHO.
Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi tidak terlepas dari penggunaan kaidah kebahasaan yang baik dan benar. Karena dengan memenuhi unsur kebahasaan yang benar, maka laporan hasil observasi akan bersifat informatif, komunikatif, serta objektif.
Adapun ciri-ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi selengkapnya adalah sebagai berikut:
(1) Menggunakan Laras bahasa Ilmiah
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang pertama adalah menggunakan bahasa laras ilmiah atau bahasa baku. Hal ini karena teks laporan hasil observasi merupakan jenis teks ilmiah.
Perlu dicatat di sini, bahwa bahasa ilmiah atau bahasa baku selalu menggunakan makna lugas atau denotatif (makna sebenarnya, bukan makna kias). Misalnya: bangkrut bukan gulung tikar, seorang diri bukan sebatang kara, bangsawan bukan berdarah biru, kuda bukan kuda hitam, jalan bukan jalan buntu, bulan bukan dewi, dan lain sebagainya.
(2) Menggunakan Kata-kata atau Istilah Teknis
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang kedua adalah menggunakan kata-kata atau istilah teknis. Maksudnya, kata-kata yang digunakan memiliki arti khusus atau hanya digunakan pada bidang tertentu saja. Kata-Kata tersebut mislanya:
- ekuitas
- produksi
- transaksi
- asset
- konstruksi
- infeksi
- bleaching
- nourishing
- frutikultura, dan;
- olerikultura
3. Menggunakan Verba Relasional (Penghubung)
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang ketiga adalah menggunakan verbal relasional, seperti kata:
- ialah
- adalah
- merupakan
- termasuk
- tergolong
- digolongkan
- terdiri atas
- meliputi
- bernama, atau
- disebut.
Verba-verba tersebut digunakan untuk menyatakan definisi pada istilah teknis, yang hanya digunakan secara khusus pada bidang tertentu.
4. Menggunakan Verba/Frasa Verba
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang keempat adalah menggunakan frasa seperti:
- turun
- hidup
- makan
- berenang
- bertelur
- menyusui
- memasuki
- dapat mencapai
- dapat ditarik
- berasal
- berada dan lain-lain.
Verba atau frasa verba tersebut merupakan kata yang mengacu pada tindakan, pergerakan yang dapat diingkari dengan kata tidak.
Verba juga sering menggunakan imbuhan me-,ber-,ter-,di-,ke-an=dikenai/terkena. Bentuk di dan ke sebagai imbuhan sering rancu penggunaannya dengan bentuk dan ke sebagai kata depan.
Bentuk di dan ke sebagai imbuhan berfungsi membentuk kata kerja, dan penulisannya diserangkaikan dengan kata dasarnya, seperti:
- dimakan
- dimasak
- ditindak tegas
- ketua
- kedua
- keluar
Sedangkan bentuk di dan ke sebagai kata depan (preposisi) berfungsi membentuk kata keterangan tempat atau waktu, dan penulisannya dipisahkan dengan kata dasarnya, seperti:
- di sini
- di sana
- di situ
- di atas
- di dalam
- ke pasar
- ke mana
- ke sana, dan lain sebagainya.
Frase ke dalam berlawanan dengan ke luar, sedangkan masuk berlawanan dengan kata keluar.
( 5) Tidak Menggunakan Kata Pleonastis (Berlebihan)
Ciri teks kebahasaan laporan hasil onservasi yang kelima adalah tidak menggunakan kata pleonastis, seperti:
- guna untuk
- demi untuk
- agar supaya
- seperti misalnya
- disebabkan karena
- dikarenakan sebab
- sangat sangat
- …amat sangat
- …sangat…sekali
- naik ke atas…
- urun ke bawah…
- masuk ke dalam…, dan lain sebagainya.
(6) Menggunakan Kalimat Simpleks dan Kalimat Kompleks
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang keenam adalah menggunakan kalimat simpleks dan kompleks. Kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P), sering ditambahkan objek (O), Pelengkap (Pel) dan keterangan (K).
Sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri atas dua atau lebih subjek dan predikat. Kalimat kompleks dibedakan atas kalimat kompleks sederajat, kalimat kompleks bertingkat, dan kalimat kompleks campuran. Dalam kalimat kompleks bertingkat dan campuran terdapat induk kalimat dan anak kalimat.
(7) Menggunakan Kalimat Definisi
Maksudnya adalah kalimat yang menjelaskan suatu hal. baik benda yang hidup maupun benda yang mati secara umum dan kalimat deskripsi yaitu kalimat yang menggambarkan sesuatu hak secara rinci tentang sifat-sifat khusus.
(8) Menghindari Penggunaan Kalimat Tidak Bersubjek dan Kalimat Tidak Berpredikat
Contoh kalimat tidak bersubjek:
Kepada semua pengusaha harus memahami masalah perpajakan (Agar kalimat tersebut menjadi benar, kata depan bagi, kepada, di dalam harus dihilangkan)
Contoh kalimat tidak berpredikat:
Akuntan pajak yang membidangi masalah perpajakan (Agar menjadi benar kalimat tersebut harus diberi predikat)
Misalnya: Akuntan pajak ialah yang membidangi masalah perpajakan
(9) Menggunakan Nomina/Frasa Nomina yang Bersifat Umum
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang kesembilan adalah mengunakan nomina atau frasa nomina yang besifat umum. Contohnya:
- Rumah adalah bangunan yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal manusia.
- Arsitek adalah orang yang ahli membuat rancangan/desain bangunan (kata umum).
Nomina atau frasa nomina merupakan kata yang mengacu pada manusia, binatang, benda, konsep, atau pengertian yang dapat diingkari dengan kata bukan, dapat diikuti kata adjektiva, juga kata penunjuk: itu, ini.
(10) Menggunakan Nomina Fakta Penjenis Dan Atau Fakta Pendeskripsian
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi yang kesepuluh adalah menggunakan nomina fakta penjenis. Fakta penjenis berfungsi untuk menggolongkan suatu objek atau benda ke dalam kelompok tertentu.
Kalimat penjenis tidak mendeskripsikan secara jelas objek atau benda itu, tetapi menjelaskan ke dalam kelompok makna objek atau benda itu tergolong (terklasifikasi). Fakta penjenis tidak dapat disisipi oleh kata lain.
Sedangkan fakta pendeskripsian memiliki fungsi mendeskripsikan sifat-sifat benda. Sifat-sifat itu antara lain tentang:
- ukuran (besar-kecilnya)
- warnanya (merah, kuning, hijau, dan lain sebagainya)
- rasanya (manis-pahit, getir, asin dsb), atau sifat fisik lainyna.
Kata-kata pendeskripsi dapat didahului atau diakhiri dengan kata penyangat:
- sangat
- amat
- sekali
- super
- paling
- kata pembanding (lebih, kurang )
- atau dengan pewatas
Ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi semoga menambah khasanah kebahasaan kalian. Untuk lebih memahami materi teks laporan hasil observasi bisa merujuk ke beberapa materi: contoh teks laporan hasil observasi, contoh laporan hasil observasi, contoh teks laporan hasil observasi singkat, contoh teks observasi singkat, dan materi lain yang bersesuaian. Demikian, semoga bermanfaat!